SINOPSIS Your Honor Episode 26 PART 2
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
“Itu permintaan maaf?” tanya Woo Jung saat melihat Soo Ho memperbaiki posisi berlututya. Soo Ho bilang Jae Ho diasuh dengan buruk dan perkembangannya terganggu, jadi ia bisa memvonisnya kurang lebih 10 tahun penjara.
“Tapi, aku ingin segera mengakhiri persidangan. Jadi, begitulah akhirnya,” lanjut Soo Ho. Woo Jung marah karena Soo Ho menyelesaikan masalah orang dengan cara seperti itu.
Woo Jung bilang seharusnya Soo Ho mengungkap kebenarannya, walaupun membutuhkan waktu 10 tahun. Sementara perhatian mereka teralihkan pada Soo Ho, Kang Ho masih berusaha melepaskan tali di kakinya. Soo Ho mengakui ia bersalah, tapi tetap saja faktanya adalah Jae Ho sudah membunuh ibunya.
“Jae Ho… selalu menuruti perintah orang-orang yang disayanginya. Dia bilang kepadaku ibunya yang menyuruhnya melakukan itu. Dia tidak memahami konsep kehidupan dan kematian,” kata Woo Jung dengan sedih.
“Aku sudah memeriksa buku tamu. Pernahkah kau berpikir dia bunuh diri karena kau yang menyuruhnya?” kata Kang Ho. Woo Jung tercekat. “Aku gegabah memimpin persidangan, tapi kau salah bicara. Kita sama-sama terlibat. JIka kau sungguh peduli dengan Park Jae Ho, adakan persidangan lagi.”
Woo Jung terisak. “Aku tidak bersalah. Semua ini kesalahanmu!” ujarnya sambil mengangkat pisaunya.
“Hentikan, kalian keterlaluan!” teriak Kang Ho yang berhasil melepaskan ikatan di kakinya. Woo Jung terkejut. Jae Hyung langsung mengambil tongkat besi dari lantai.
Kang Ho menunjukkan tangannya yang juga sudah terbebas dari tali. Ia berhasil menjatuhkan Jae Hyung dan Woo Jung. Jae Hyung berusaha menyerang lagi, tapi Kang Ho menghajarnya berkali-kali dan menginjak kakinya.
Jae Hyung berteriak kesakitan. Kang Ho mengambil tali yang tadinya terikat di kaki dan tangannya. Ia menggunakan tali itu untuk mengikat Jae Hyung dan Woo Jung.
Kang Ho lalu melepaskan ikatan di tangan Soo Ho. Ia membalikkan tubuh Soo Ho, lalu menghajarnya. “Kau sebut dirimu hakim?! Akan kuberitahu ibu semua kejadian hari ini! Dia selalu bilang kau yang terbaik. Aku tidak sabar melihat reaksi ibu,” kata Kang Ho lalu menghampiri kedua penculik.
Kang Ho bilang kasus Jae Ho dibesar-besarkan untuk menutupi kasus penggunaan narkoba anak-anak orang berkuasa. “Jika kalian ingin membalas dendam, ajukan persidangan ulang dan buat bedebah itu berdiri di persidangan,” ujarnya sambil menunjuk Soo Ho.
“Buat dia mengakui perbuatannya di persidangan sebelumnya dan buat dia menyesalinya. Jika dia tidak mau menyesalinya… tolong maafkan dia,” lanjut Kang Ho.
Soo Ho terkejut dengan perkataan Kang Ho yang menyentuh. “Ibu kami tetap hidup meski aku mati, tapi ibu kami akan meninggal jika dia tidak ada. Ibu kami hanya mempedulikannya,” kata Kang Ho.
Woo Jung bilang mereka kehilangan semuanya, tapi Kang Ho malah menginginkan semuanya. Kang Ho bilang ia juga tidak memiliki apapun, bahkan uang atau keluarga. “Ibu kami menghapusku dari kartu keluarga sewaktu aku kecil. Karena aku memiliki 5 keyakinan, dia malu jika aku ada di rumah,” kata Kang Ho.
Kang Ho tahu kalau kisah hidupnya tidak bisa meringankan rasa sakit mereka, tapi walaupun mereka tidak bisa memaafkan Soo Ho, ia meminta mereka agar tidak membunuhnya. “Kumohon,” pintanya sambil membungkukkan badannya.
Kang Ho lalu berjalan pergi, tapi berhenti di dekat Soo Ho. Ia bertanya apakah Soo Ho menggunakannya sebagai umpan. Soo Ho tidak menjawab. “Jika mereka menangkapku, kau akan tiba-tiba muncul dan bersikap pahlawan?” tanya Kang Ho lagi.
Soo Ho: “Kau menjadikan dirimu sendiri sebagai umpan.”
Kang Ho: “Astaga, seperti inikah seorang kakak? Begitulah kau. Begitulah sifat Han Soo Ho. Dasar bedebah. Aku tidak peduli meski kau mati. Jadi, lindungi dirimu sendiri.”
Kang Ho pergi dan Soo Ho berjalan mendekati kedua penculik. Ia berlutut dan melihat Woo Jung menangis. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama bertuliskan ‘Min Jea Suk, Pengacara Hukum’. “Aku memang tidak pantas menjadi hakim. Aku mengundurkan diri beberapa hari lalu.
Soo Ho mengatakan bahwa Pengacara Min memiliki reputasi yang hebat dan akan membantu mereka di persidangan ulang. “Aku akan datang sebagai saksi. Datanglah kepadaku kapan pun. Jika ingin membunuhku, kau boleh membunuhku,” ujarnya.
Air mata Woo Jung menetes. Soo Ho menundukkan kepalanya kepada mereka.
Dengan tubuh yang terluka, Soo Ho berjalan menjauhi gudang tempatnya disekap. Ia menerima telepon dari Soo Ho. “Kau tidak mati?” tanyanya.
Soo Ho juga sudah keluar dari gudang. Ia memberitahu bahwa besok ia akan ke kantor untuk mengemas barang-barangnya, jadi ia meminta Kang Ho menjauhi Pengadilan. “Besok aku ada persidangan dan berbagai urusan. Kau jangan muncul,” kata Kang Ho.
Soo Ho bilang Kang Ho tidak bisa memimpin sidang. Kang Ho bilang ada putusan akhir yang ditulis oleh pemagang, jadi ia harus membacanya. Ia juga bilang mereka tidak boleh mendekati hakim yang mereka latih. Ia lalu menutup teleponnya. “Dasar bodoh,” gumam Soo Ho.
Sementara itu di ruang pribadi bar, Ha Yeon mempertemukan Tuan Choi dan Sang Cheol. Sang Cheol bilang ia melawan Grup Hanyoung di luar kehendaknya. “Aku hidup dalam ketakutan akan kekuasaan Oh Dae Yang,” kata Tuan Choi sambil tersenyum. Sang Cheol juga tersenyum.
Ha Yeon tertawa dan menyebut Tuan Choi kuno. Ia bilan gsekarang ini, basa-basi dilakukan setelah membicarakan inti persoalan. “BIcarakan saja soal bayaranku karena sudah memperkenalkan kalian,” ujarnya lalu pergi.
Sang Cheol bertanya apakah Tuan Choi punya prospek yang bagus untuk menawar. Tuan Choi bilang ia mengandalkan keputusan bijak pemerintah. “Jika Osung tidak terpilih, mereka akan memulai litigasi administrasi untuk masalah procedural,” kata Sang Cheol.
Tuan Choi bilang tidak ada yang salah dengan prosesnya. “Rencana ini ditentukan 14 hari sebelum tengga, tapi sudah diubah 13 hari sebelumnya agar jika Osung tereliminasi, mereka bisa menggugat,” kata Sang Cheol.
Tuan Choi: “Kau memasang perangkap. Apa itu juga karya Oh Dae Yang?”
Sang Cheol: “Ini bernilai 11 milyar dollar. Kami tidak akan menyerahkannya pada Hanyoung semudah itu.”
Tuan Choi: “Apa maumu?”
“Bekerjalah dengan kami,” kata Sang Cheol. Tuan Choi bilang Tuan Oh tidak akan diam saja. “Ayahku akan dipenjara bersama Lee Ho Sung.
Tuan Choi bilang zaman dahulu yang menyeramkan adalah orang tua, tapi sekarang malah anak muda yang menyeramkan. Ia bertanya apa syaratnya. “Kerja sama jangka panjang. JIka tidak, kami tidak punya alasan untuk menyingkirkan Grup Osung,” kata Sang Cheol. Tuan Choi tampak ragu.
Kang Ho sudah berada di apartemen Soo Ho. Ia tidak menjawab telepon dari So Eun karena sedang tidur karena kelelahan. So Eun heran karena Kang Ho belum juga memberi kabar sejak semalam.
“Hakim Han tidak mengangkat, ya?” tanya Bok Soo. So Eun mengiyakan. “Ada apa ini? Dia tidak biasanya begini.” Staf lainnya khawatir jika Kang Ho sakit atau mengalami kecelakaan. So Eun bertambah khawatir.
So Eun bertanya apakah Bok Soo tidak ingin mengecek ke apartemennya. Bok Soo bilang ia akan ke sana jika ada persidangan saja karena tidak enak jika datang tanpa keadaan mendesak. “Jika Anda memberiku alamatnya, aku akan ke sana,” kata So Eun.
Bok Soo tidak bisa memberikannya karena itu informasi khawatir. Ia penasaran apakah semalam Kang Ho minum-minum. TIba-tiba, pintu diketuk dan seorang pria masuk sambil mendorong troli. Bok Soo bertanya untuk apa troli itu.
“Aku ingin mengambil berkas. Tolong beri aku semua ini. Semuanya kecuali berkas putusan besok,” kata pria itu.sambil memberikan sebuah daftar. Bok So bertanya kenapa pria itu mengambil kasus mereka. “Hakim Han mengundurkan diri,” kata pria itu.
So Eun sangat terkejut, begitu juga staf lainnya. Pria tadi heran karena mereka semua tidak mengetahuinya. Ia lalu meminta Bok Soo menyiapkan berkas-berkas itu dan meminta tanda tangan Soo Ho nanti.
Semua staf syok sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi.