SINOPSIS Your Honor Episode 29 PART 2

Download SINOPSIS Your Honor Episode 29 PART 2 Now!


Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

Baca Juga

“Hei, pemarah…” sapa Wok Tae dan mengajak Kang Ho berjabat tangan.


Kang Ho menjabat tangannya, tapi kemudian Wok Tae menghajar wajah Kang Ho. “Aku hanya membalas yang kakakmu berikan kepadaku,” kata Wok Tae.


Kang Ho bilang ia akan menyampaikan hal itu pada kakaknya. “Ini juga,” kata Wok Tae lalu memukul perut dan wajah Kang Ho lagi. Kang Ho merasa kakaknya tidak akan memberi sebanyak itu. “Bunga meningkat cepat sekarang ini. Lawan aku jika kau tidak bisa menghadapinya.”


Wok Tae sudah memasang kuda-kuda, tapi Kang Ho hanya menghela napas. “Kenapa tidak balas memukul?” tanya Wok Tae heran.


Mereka akhirnya malah duduk bersama. Kang Ho memberikan daftar orang yang membeli identitas asing kepada Wok Tae.


Wok Tae bertanya apa Kang Ho sedang mencari seseorang. “Aku harus segera menemukannya, tapi lebih dari separuhnya tidak tinggal di alamat terdaftar. Periksa semuanya dan carilah,” kata Kang Ho.


Kang Ho lalu mengirimkan foto Ji Yeong kepada Wok Tae. Wok Tae bilang mereka memang ahlinya dalam bidang itu. Kang Ho berterima kasih.


Wok Tae: “Tidak, aku yang berterima kasih. Depositonya 5.000, lalu 10.000 lagi setelah ditemukan.”
Kang Ho: “Kau yakin 15.000 cukup?”
Wok Tae: “Kau merencanakan hal besar, bukan? Bukan ini saja, kan? Kita harus melakukannya bersama-sama. Di sekitarku ada orang-orang dengan berbagai profesi.”


Kang Ho meminta Wok Tae menyelesaikan hal itu lebih dulu. “Terima kasih,” kata Kang Ho lalu beranjak pergi. Wok Tae lalu mengingatkan uang depositonya.


Tapi Kang Ho malah memberikan tanda hati. Wok Tae kesal dan akan memukul lagi, tapi kali ini Kang Ho menahannya.


“Kau mengekspor barang secara illegal selama ini. Kau tidak akan dilaporkan jika mengikuti perintahku. Itu kata kakakku,” kata Kang Ho.


Wok Tae melepaskan tangan Kang Ho dan bertanya apa Kang Ho mengancamnya. Kang Ho bilang tidak suka mengancam lagi dan hanya ingin berdamai. Wok Tae menertawainya. “Temukan saja gadis itu. Dan vonismu selama satu setengah tahun akan diabaikan,” kata Kang Ho.


Wok Tae bilang memanfaatkan seorang hakim adalah kesalahan besar. Kang Ho lalu mengarahkan tangannya ke leher Wok Tae. “Itulah kesalahan. Memukul karena terburu-buru menilai orang,” kata Kang Ho.


Kang Ho meminta Wok Tae menghubunginya setiap hari untuk melaporkan siapa saja yang telah Wok Tae temukan dan di mana lokasinya. “Kalau tidak, Polisi yang akan menghubungimu,” ancam Kang Ho lalu pergi.


Wok Tae sangat kesal sehingga ingin meremas dokumen itu, tapi ia tidak bisa melakukannya karena ia memerlukan dokumen itu. “Kenapa kakakku bukan seorang hakim?” gerutunya.


Di Kantor Kejaksaan, Jung Soo sedang ditegur oleh atasannya karena digugat oleh seorang pemagang, belum lagi perbuatan lainnya yang sudah diliput. Jung Soo bilang ia sangat berhati-hati. Atasannya bilang seharusnya Jung Soo tidak digugat jika memang berhati-hati.


“Anda ingat Pemagang Yudisial Song? Dia pernah melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang dari kalangan atas. Kita meminta rekaman audio darinya, lalu dia membatalkan laporannya,” kata Jung Soo.


Pria itu terkejut karena So Eun adalah pelapornya. “Gadis gila ini… Kau yakin tidak melakukan apa-apa?” tanyanya. Jung Soo meminta rekan jaksanya untuk mengatakan sesuatu.


Jaksa itu bilang mereka menutup kasusnya karena So Eun tidak mempunyai bukti atau saksi. Sang atasan bertanya kenapa So Eun harus emosi padahal tidak punya bukti. Jung Soo bilang beberapa orang dibutakan oleh mentalitas korban.


Jung Soo bilang ia akan mengurusnya dan atasannya bertanya bagaimana caranya. Jaksa satunya berkata, “Selama interogasi, dia mengakui kemungkinan gugatan palsu. Aku berencana menahan dan menggugat Song So Eun.”


“Kau akan menahannya?” tanya sang atasan memastikan. Jaksa itu bilang tindakan keras harus diterapkan untuk orang seperti So Eun. Ia juga bilang kalau terbukti membuat gugatan palsu, maka So Eun akan dilarang memasuki lingkaran hukum. “Pastikan tidak ada yang bergosip. Wanita zaman sekarang mengerikan.”


So Eun berjalan tanpa semangat melewati taman bermain menuju kediamannya. Kang Ho memperhatikannya dari wahana tersebut. Ia tampak sedih.


Kang Ho mengambil sebuah amplop dari kantong celananya.


Amplop itu berisi Catatan Investigasi Kriminalis miliknya. Sepertinya ia berencana untuk memberikan catatan itu saat mengakui identitasnya kepada So Eun. Sekarang, ia sudah tidak bisa memberikannya lagi.


Kang Ho duduk di atas pasir dan mulai menulis. ‘So Eun, ada yang tidak sempat kukatakan kepadamu waktu itu…’


Ia lalu menyelipkan amplop itu di bawah pintu, tapi ia mendengar pintu utama luar terbuka.


Dua orang dari Kantor Kejaksaan Negeri Seoul Pusat datang menemui So Eun. So Eun tampak bingung, tapi ia membukakan pintu untuk mereka.


“Aku Lee Sang Yoon dari Kantor Kejaksaan. Kau Nona Song So Eun?” tanya seorang pria sambil menunjukkan kartu identitasnya. So Eun mengiyakan dan bertanya ada urusan apa. “Kau menggugat Jaksa Hong Jung Soo atas pelecehan seksual, bukan?” So Eun mengiyakan lagi.


“Kami menyimpulkan kau membuat gugatan palsu selama interogasi. Kau harus ikut kami ke Kejaksaan untuk interogasi,” lanjut pria dari Kejaksaan itu.


So Eun bertanya apa maksudnya. “Sesuai yang kami jelaskan. Kau akan ikut kami atas dasar gugatan palsu. Ikutlah dengan kami,” jawab pria itu sambil menarik tangan So Eun.


“Tunggu. Aku bisa jalan sendiri,” kata So Eun sambil melepaskan tangan mereka darinya. Pria tadi meminta So Eun jangan membesar-besarkan masalah dan menariknya keluar.


Kang Ho yang memutuskan untuk sembunyi terlihat mengkhawatirkan So Eun.


So Eun dibawa ke ruang interogasi Kejaksaan dan tidak lama kemudian jaksa teman Jung Soo datang menemuinya. Ia membanting pintu dan juga membanting bukunya ke atas meja dengan kasar. Ia tampak marah. So Eun terkejut.


Jaksa itu bertanya kenapa So Eun melakukannya. So Eun tidak mengerti. “Kau berusaha memeras uang damai dari Jaksa Hong?” tuduh jaksa itu. So Eun bilang ia sudah menulis semuanya dalam petisinya. “Tulisanmu dalam petisi itu bohong!”


So Eun terkejut. Ia bertanya apa yang sudah jaksa itu lakukan untuk menetapkan kebenaran petisi. Jaksa itu bilang mereka melakukan penyelidikan. “Masuk,” kata jaksa itu. Jung Soo pun masuk.


“Jaksa... Tidak adil menyelidiki korban dan pelaku pelecehan seksual secara bersamaan,” protes So Eun. Jaksa itu bilang petisi So Eun dianggap tidak benar. So Eun kembali terkejut.


“Untuk saat ini, Jaksa Hong adalah korban gugatan palsumu. Kamu adalah pelaku. Jangan salah paham, duduklah. Aku akan memulai interogasi,” kata jaksa itu. So Eun menarik napas kesal. “Duduk.” So Eun tetap berdiri.


“Haruskah kutulis dalam laporan bahwa kau menolak diinterogasi?” ancam jaksa itu. So Eun akhirnya menyerah dan duduk. “Maaf telah memanggil Anda malam-malam,” kata jaksa itu kepada Jung Soo dengan sopan.


Jung Soo bilang ia akan menjawab pertanyaannya dengan sebaik mungkin. So Eun menghela napas dan menunduk pasrah.


Kang Ho mengkhawatirkan So Eun dan menunggu di luar Kantor Kejaksaan. Ia sedang menelepon seseorang. “Angkat. Kumohon angkatlah,” gumamnya.


Soo Ho terbangun dari tidurnya karena mendengar ponselnya berdering. Ia menolak telepon itu saat tahu itu dari Kang Ho.


Kang Ho mencoba menghubungi Soo Ho lagi. Karena merasa terganggu, Soo Ho akhirnya mengangkat teleponnya.


Soo Ho: “Kau tahu pukul berapa ini?”
Kang Ho: “Kenapa lama sekali baru dijawab? Aku mau minta tolong.”
Soo Ho: “Jangan.”


Kang Ho bilang temannya ditahan karena membuat gugatan palsu. Soo Ho mengingatkan kalau dia bukan lagi seorang hakim ataupun pengacara. “Tapi kau pasti punya koneksi. Dia tidak bersalah,” kata Kang Ho hampir menangis.


Soo Ho yakin orangnya akan bebas jika memang tidak bersalah. Ia lalu mengakhiri pembicaraan. “Jangan ditutup. Tunggu,” kata Kang Ho. Soo Ho melarang Kang Ho meneleponnya lagi. “Hei, Han Soo Ho… Hei, bedebah. Akan kuperlakukan kau seperti kakak mulai sekarang.”


Soo Ho tidak peduli. Ia bahkan mematikan ponselnya. Kang Ho mencoba menelepon lagi, tapi sudah tidak bisa tersambung.


“Sial!” umpat Kang Ho.

Download SINOPSIS Your Honor Episode 29 PART 2

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel