SINOPSIS Your Honor Episode 31 PART 2

Download SINOPSIS Your Honor Episode 31 PART 2 Now!


Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

Baca Juga

Sementara itu di Seoul, sesampainya di kantor, Joo Eun langsung menuju papan pengumuman untuk melihat daftar pegawai yang terpilih untuk pelatihan luar negeri.


“Selamat, Joo Eun,” kata seorang rekan yang sudah berada di sana lebih dulu. Joo Eun tidak tampak terlalu gembira.


Di waktu luangnya, Joo Eun berolahraga di taman. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan kadar stresnya merah.


“Masih banyak stress dalam diriku,” gumam Joo Eun. Ia melihat tata cara olahraga yang ditunjukkan jamnya untuk meredakan stress dan mulai berolahraga lagi.


Setelah melakukan beberapa gerakan yang dicontohkan oleh jam tangannya, ia kemudian tampak memikirkan sesuatu.


Joo Eun memutuskan untuk menemui Soo Ho. Ia pergi ke apartemennya dan Soo Ho tidak menyangka akan kedatangannya.


“Apa seharusnya aku tidak datang?” tanya Joo Eun. Soo Ho menggandenganya ke kursi. Mereka saling menatap dan akhirnya Soo Ho menanyakan keadaan Joo Eun.


Joo Eun bertanya kapan Soo Ho akan menemuinya. “Setelah aku menyelesaikan segalanya,” kata Soo Ho. Joo Eun bilang Soo Ho selalu lebih mementingkan pekerjaannya, jadi ia juga harus membicarakan pekerjaannya.


“Aku akan belajar di luar negeri,” kata Joo Eun. Soo ho bertanya di mana tempatnya. “Jerman.” Soo Ho bertanya berapa lama Joo Eun akan berada di sana. “Dua tahun.” Soo Ho diam saja. “Katakan sesuatu.”


“Siapa penyiar masa perang?” tanya Soo Ho. Joo Eun tidak mengerti. “Kau penyiar masa perang. Jika pecah perang saat kau di Jerman, maka siapa yang akan ada di berita?” Joo Eun heran karena Soo Ho malah tidak bertanya tentang kepergiannya ke luar negeri.


Joo Eun: “Kau tidak minta pergi bersamaku? Atau menyuruhku tidak pergi?”
Soo Ho: “Kau tidak akan pergi jika kusuruh? Atau kau ingin pergi bersamaku? Aku tahu kau tidak ingin keduanya.”
Joo Eun: “Benar.”


“Maka pergilah, aku akan menunggu,” kata Soo Ho. Joo Eun menyebut Soo Ho tega karena bicara begitu dengan sangat mudah. “Karena rasa percaya diriku hilang.” Joo Eun bertanya apa karena Soo Ho bukan lagi seorang hakim.


Soo Ho bilang ia membuat kesalahan di satu kasus yang ia tangani. “Jika keluarga meminta sidang ulang, aku akan menjadi saksi mereka. Aku sangat malu tiap kali memikirkannya. Jadi, aku tidak bisa percaya diri di depanmu lagi,” lanjutnya sedih.


Joo Eun juga tampak sedih. Ia tahu kalau cepat atau lambat mereka harus membahas tentang Soo Ho yang menerima suap. “Aku mengembalikan sebagian besar uangnya. Aku akan mengembalikan sisanya setelah menjual rumah ini. Lagipula rumah ini terlalu besar untuk satu orang,” kata Soo Ho.


Joo Eun: “Berikan bunganya juga.”
Soo Ho: “Akan kuberikan.”
Joo Eun: “Mulai kini, jangan merahasiakan apapun dariku.”
Soo Ho: “Tentu saja.”


“Tidak peduli betapa malu dirimu, jangan rahasiakan. Itu bahkan lebih memalukan untukmu,” kata Joo Eun. Soo Ho menunduk. “Kenapa?”


Soo Ho baru sadar bahwa selama ini ia tidak pernah dimarahi, bahkan oleh ibunya sendiri. Ia selalu menjadi siswa teladan dan berakhir menjadi hakim, sehingga tidak ada yang berani memarahinya. “Tapi aku dimarahi sekarang,” kata Soo Ho terlihat senang.


Joo Eun: “Tidak suka?”
Soo Ho: “Lebih baik daripada yang kukira. Lebih baik daripada mengesampingkan masalah tanpa dimarahi.”


Joo Eun bilang tadi ia terbawa suasana dan sebenarnya ia berharap Soo Ho memintanya agar tidak pergi atau memohon untuk ikut bersamanya. “Kau sudah memutuskan. Pergilah, aku akan menunggu,” kata Soo Ho.


“Baiklah. Aku akan pergi,” kata Joo Eun lalu beranjak dari kursinya. “Jaga dirimu.” Tapi, Soo Ho melarangnya pergi.


“Tinggallah untuk hari ini,” pinta Soo Ho. Joo Eun menahan senyum dan bertanya apa Soo Ho punya minuman. “Ya.” Soo Ho pun sudah bisa tersenyum sekarang.


Sementara itu, Ji Yeon mengunjungi tempat tinggal So Eun. Ia bilang rumah So Eun bagus, lalu membuka kulkasnya yang hampir tidak berisi.


“Sudah kakak duga. Kau selalu makan di luar, ya?” tebak Ji Yeon. So Eun bilang makan di luar lebih praktis. Ia bertanya apakah Ji Yeon tidak apa-apa ditinggal sendirian. “Jangan khawatir. Kabari setelah selesai kerja. Kakak akan menyiapkan makan malam.”


So Eun menggenggam tangan kakaknya dan berkata, “Apakah aku akhirnya punya seseorang yang menungguku pulang kerja?” Ji Yeon bilang itulah kenapa So Eun harus tinggal bersamanya. “Rumah kakak terlalu jauh dari kantorku.”


So Eun mengambil tasnya dan Ji Yeon merapikan rambut So Eun. “Jangan membersihkan tempat ini,” larang So Eun. Ji Yeon mengedipkan matanya. “Jangan melakukan apapun dan istirahatlah.” Ji Yeon mengangguk.


Setelah So Eun pergi, Ji Yeon menatap foto mereka dulu. Ia tersenyum.


So Eun datang ke kantor barunya dan diperkenalkan sebagai karyawan baru. Atasannya juga mengenalkannya kepada dua hakim yang hadir di sana.


“Ini Hakim Kim Dong Eun dan ini Hakim Lee Mi Young,” kata atasan. So Eun menyapa mereka. “Dahulu kau pemagang untuk Hakim Han Soo Ho, bukan?” So Eun mengiyakan. “Dia juniorku di universitas. Dia terkenal sangat sombong, tapi aku terkejut, saat melihat nilai keseluruhan yang dia berikan untukmu. Dia menerima nilai tertinggi dari setiap bidang.”


So Eun bilang ia masih merasa tidak cukup baik. Atasan bilang So Eun pasti cukup baik karena beralih dari pengacara ke peneliti yudisial. So Eun tersenyum.


Atasan bilang mereka lebih banyak mengambil kasus perdata, jadi mereka menerima banyak kasus yang bertentangan. Ia bertanya apa So Eun sudah memikirkan cara mengatasinya.


So Eun bilang daripada melihat kasus serupa, ia akan lebih fikus membaca undang-undang yang terkait dan membangun landasan hukum. Atasan bilang lebih mudah bicara daripada dilakukan. Mereka tersenyum.


“Pertama, bacalah semua laporan itu dan tuliskan ringkasan laporan,” kata atasan sambil menunjuk tumpukan berkas. So Eun agak terkejut, tapi ia sepertinya sudah terbiasa.


So Eun mulai melakukan pekerjaannya. Ia lalu mendapat pesan dari Bok Soo.


Saat .waktu istirahat, So Eun berkumpul bersama rekan lamanya. Eun Jung bilang saat melihat wawancara tempo hari, ia merasa So Eun-lah yang terbaik. So Eun tersenyum.


Bok Soo mengingatkan agar Eun Jung memanggil So Eun dengan formal karena sekarang So Eun adalah pengacara dan peneliti yudisial. Eun Jung bilang So Eun sendiri tidak mengatakan apa-apa tentang itu.


So Eun: “Jangan khawatir, aku tidak mau terlalu formal.”
Bok Soo: “Formalitas ada untuk suatu alasan.”


Bok Soo tetap melarang Eun Jung bicara santai kepada So Eun. Dong Shik lalu bertanya apakah So Eun sudah mendengar kabar dari Soo Ho. So Eun menggeleng. “Ini bulan terakhirku. Aku mau berpamitan, tapi tidak bisa menghubunginya,” kata Dong Shik.


Bok Soo bilang Dong Shik bisa menghubungi lain kali karena Soo Ho sedang sibuk melamar menjadi dosen hukum. “Dosen? Bukan koki?” tanya So Eun terkejut.


Bok Soo: “Koki? Dia bahkan tidak bisa memasak mi instan.”
So Eun: “Tidak, dia sangat pandai memasak.”
Bok Soo: “Bagaimana kau tahu itu? Kau pernah lihat dia memasak?”


So Eun salah tingkah dan berbohong kalau ia tidak pernah melihat Soo Ho memasak. “Aku pernah lihat dia memasak. Dia bahkan tidak bisa mengupas bawang putih,” kata Bok Soo. So Eun merasa itu tidak benar. “Benar, aku yakin soal itu.”


So Eun bingung.

Download SINOPSIS Your Honor Episode 31 PART 2

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel