SINOPSIS Your Honor Episode 32 PART 1
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
All images credit and content copyright: SBS
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com
Kang Ho berjalan sendirian seperti tidak punya tujuan.
So Eun duduk sendirian di taman. Ia lalu mengingat amplop yang diberikan Kang Ho kepadanya sebelum menemui Ji Yeon tempo hari.
So Eun melihat lembar riwayat kejahatan milik Kang Ho dari dalam amplop itu.
Ia tampak sangat terkejut. Ia kemudian membacanya lagi dengan hati-hati.
Ia lalu mengingat salah satu kasus yang pernah ia tangani saat menjadi jaksa magang.
So Eun merasa menyesal karena terlambat menyadarinya. Ia lalu membaca surat yang ditulis Kang Ho dibalik lembar itu.
‘So Eun… ini yang ingin kukatakan pada dirimu tempo hari. Ini diriku yang sebenarnya. Saat kakakku, Han Soo Ho, menghilang, aku me nggantikan dia,’ tulis Kang Ho.
So Eun kembali terkejut dan hampir tidak mempercayainya.
‘Itu kebetulan, tapi aku menganggap itu kesempatan untuk membalas dendam pada hukum. Hanya dengan cara itu aku bisa mempermainkan hukum. Tapi aku berubah setelah bertemu denganmu. Aku mungkin menyalahkan cermin karena wajahku yang terdistorsi selama ini. Aku berniat segera pergi, tapi tidak bisa.’
‘Aku ingin bersamamu, jadi aku terus berbohong. Kukira kau akan menyukaiku andai aku orang yang lebih baik. Maaf karena telah meremehkan firma hukum. Maafkan aku karena telah membohongimu.’
‘Maafkan aku karena terus bersamamu. Dari Han Kang Ho,’ lanjut Kang Ho dalam suratnya.
So Eun tampak sangat sedih.
So Eun mengingat saat ia bermain ayunan bersama Kang Ho di sana. Ia menangis tersedu-sedu.
Beberapa saat kemudian, Kang Ho datang ke taman yang sama, tapi So Eun sudah tidak ada di sana. Kang Ho duduk di ayunan dengan murung sambil melihat ayunan yang pernah digunakan So Eun dulu.
Di rumah, Ji Yeon mengambilkan ikan untuk So Eun. So Eun merasa senang karena kakaknya memasak makanan dan menunggunya pulang. Ia bilang hari ini ia membaca lebih dari 1000 halaman.
Ji Yeon bertanya kenapa So Eun memilih pekerjaan yang sulit. So Eun tersenyum dan mengunyah makanannya. “Kau mengikuti ujian profesi advokat demi kakak, bukan?” tanya Ji Yeon. So Eun menggeleng. “Kau bilang akan membuat disidang lagi begitu menjadi hakim.”
So Eun tidak bisa mengelak lagi. “Tapi kakak tidak mau mengikuti persidangan lagi. Rasanya jiwa kakak sudah hancur berkeping-keping,” kata Ji Yeon. So Eun bertanya apa Ji Yeon memaafkan Min Gook begitu saja.
“Tidak. Kakak mempercayai sebuah pepatah lama. ‘Perbuatan buruk yang kau lakukan, kelak akan berbalik menimpamu.’ Jika tidak terjadi sekarang, itu akan terjadi kelak. Dia pasti akan mendapatkan ganjarannya,” kata Ji Yeon.
“Kakak yakin hanya membutuhkan itu?” tanya So Eun. Ji Yeon mengangguk tanpa ragu. “Bedebah itu masuk penjara karena mengonsumsi narkotika.” Ji Yeon bilang ia sudah melihat beritanya. “Dia kabur seperti tikus, tapi kami terus mengejarnya dan berhasil menangkapnya.”
Ji Yeon: “Kau yang mengejarnya?”
So Eun: “Bukan.”
Ji Yeon: “Lantas siapa?”
“Hakimku… Sebenarnya, dia bukan hakim,” kata So Eun. Ji Yeon tidak mengerti. “Seperti yang kukatakan tadi. Dia bukan hakim… tapi pernah menjadi hakim.”
Kang Ho memainkan ayunannya.
Hari-hari berlalu dan So Eun sibuk dengan pekerjannya.
Kang Ho juga sibuk belajar tentang resep masakan.
Suatu hari, keluarga Ji Yeon mengunjungi rumah So Eun. Mereka menyukai masakan So Eun dan tertawa bersama. Bo Ram juga masih memilih duduk di sebelah So Eun.
Di lokasi berbeda, Kang Ho tampak masuk ke restoran dengan terburu-buru. Hong Ran juga tampak tegang.
Kang Ho lalu menunjukkan 2 Lisensi Kualifikasi Keterampilan Nasional. Hong Ran berteriak bahagia dan Kang Ho juga melakukan hal yang sama. Mereka berpelukan sambil berputar-putar.
“Ada apa? Kau lolos, ya?” tanya Ma Ryong lalu ikut berpelukan. Ia lalu mengambil Lisensi itu dari tangan Kang Ho.
Ma Ryong: “Astaga, lihatlah ini!”
Kang Ho: “Aku berhasil!”
Ma Ryong: “Bagus!”
Hong Ran: “Kau berhasil!”
Ma Ryong lalu melepaskan Kang Ho dari Hong Ran dan ialah yang memeluk Hong Ran.
Tapi, Hong Ran melepaskan Ma Ryong dan memeluk Kang Ho lagi. Mereka sangat bahagia.
Pada suatu malam, So Eun mendapat surat panggilan sebagai terdakwa dari pengadilan. Ia terkejut.
Keesokan harinya di Firma Daeyang, Sang Cheol mengumumkan bahwa hari ini ia akan menggantikan posisi ayahnya sebagai Kepala Pengacara. Ia bilang mereka akan terus menyesuaikan layanan utnuk setiap klien dan menyediakan nasihat hukum yang kreatif.
“Maka dari itu, maka pimpin masa depan dan berkembang menjadi firma hukum global. Kekuatan pendorong dibalik firma hukum kita adalah kalian yang berkumpul di sini hari ini. Harap jangan lupakan itu,” kata Sang Cheol.
Semua orang bertepuk tangan untuk Sang Cheol. Sang Cheol berdiri dan memberi salam kepada mereka semua.
Ibu menatap kedua Lisensi Memasak milik Kang Ho.
“Aku tidak mencurinya. Aku belajar dan lolos,” kata Kang Ho. Ibu bilang itu hal yang bagus. “Itu saja?” Ibu bertanya apakah ia perlu menangis. “Sudahlah. Aku bukan hakin ataupun jaksa. Lisensi Kuliner tidaklah seberapa.”
Ibu terus menatap Kang Ho. “Berhentilah bersikap berlebihan. Jangan,” kata Kang Ho. Ibu mengusap air matanya.
“Terima kasih,” ucap ibu terharu. Kang Ho bilang masih ada yang harus ia capai, yaitu Masakan Jepang, Cina, dan khusus Ikan Buntal. “Apa rencanamu dengan semua lisensi itu?”
Kang Ho: “Menurut ibu apa? Aku akan menjadi koki.”
Ibu: “Begitu menjadi koki, akankah kau juga memasak untuk ibu?”
Kang Ho: “Tentu saja.”
“Ibu sudah jahat kepadamu. Kau masih mau memasak untuk ibu?” tanya ibu. Kang Ho berhent makan. “Ibu mendaftarkanmu dengan nama keluarga kerabat. Ibu telah menghancurkan perasaanmu. Tapi kau masih mau memasak makanan dan steak untuk ibu?”
Kang Ho: “Ibu ini kenapa?”
Ibu: “Maafkan ibu. Maafkan ibu. Pasti kau sangat kesulitan.”
Kang Ho berusaha tidak menangis. “Sial. Ibu terus mengajakku bicara saat aku makan,” kata Kang Ho.