SINOPSIS Live Episode 14 PART 5
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: tvN
All images credit and content copyright: tvN
Jung Oh menerima ajakan Sang Soo. Ia berlari di depan Sang Soo sambil mengaingat kejadian buruk yang dulu menimpanya.
Setelah kejadian itu, Jung Oh berendam di bak mandi. Ia tidak mempedulikan panggilan ibunya yang mengira Jung Oh terjatuh karena seragamnya kotor.
Jung Oh terus berlari.
Jung Oh tampak kacau dan akhirnya berhenti berlari karena lelah. Sang Soo menghampirinya. “Kemarin dan hari ini setelah mendengar kisahku, kau belum mengatakan apapun atau mencoba menghiburku. Kau sudah dengar semuanya. Jadi bagaimana perasaanmu?” kata Jung Oh.
Sang Soo menghapus air matanya. Ia bilang ia sangat sedih sampai tidak bisa mengatakan apa-apa. “Aku ingin kau tahu kalau aku bangga padamu… karena yang kau alami pasti berat… dan aku bangga bagaimana caramu mengatasi hal itu,” lanjutnya lalu menangis tersedu-sedu.
Jung Oh juga menangis. Ia bilang ia merasa sangat lega sekarang. Ia tadinya merasa apa yang terjadi tidak adil karena ia harus merahasiakan kejadian yang menimpanya, tapi sekarang ia merasa sangat lega karena bisa bercerita pada Sang Soo.
“Bebanku seperti terangkat. Aku merasa lebih baik,” isak Jung Oh. Sang Soo menyentuh bahunya dan Jung Oh menangis lebih keras.
Yang Chon selesai memasang televisi untuk ayahnya. “Ayah, lihat ini,” kata Yang Chon. Ayahnya terbangun dari tidurnya. “Ini bekas, tapi masih bagus. Apa aku harus beli yang baru saja?” Ayahnya tidur lagi.
“Ayah sakit? Buburnya juga tidak dimakan. Kan sudah kusuruh makan, selagi aku membeli TV,” kata Yang Chon. Ayahnya tidak menjawab.
Yang Chon lalu mengecek suhu tubuh ayahnya dan menduga ayahnya demam. Ia mendudukkan ayahnya dan akan mengajaknya ke dokter. Ia mengambil baju dan memakaikannya, tapi ayahnya melepaskan baju itu.
“Ayah kenapa? Ayah mau menyusul ibu? Apa begitu?” tanya Yang Chon. Ayahnya diam saja. “Apa ayah sungguh suami setia seperti itu? Sejak kapan ayah sangat peduli pada ibu? Ibu sudah tiada, tapi ayah harus tetap di sini bersama kami. Taka da yang ayah lakukan buatku, tapi sekarang ayah mau membuatku datang melayat terus?”
Ayahnya terkejut. “Memang benar, kan? Ayah memukulku dan ibu, tapi tidak ada yang ayah lakukan untuk kami,” omel Yang Chon. Ayah kemudian memakan buburnya. “Dasar.” Ayah bilang ia tidak nafsu makan.
“Kalau begitu, minum ini,” kata Yang Chon membukakan tonik ginseng untuk ayahnya. “Aku sudah bercerai dan anak-anakku sudah besar. Yang kupunya cuma ayah, jadi minumlah itu.”
Ayah dan Yang Chon meminum toniknya. “Tenaga ayah harus kuat lagi,” kata Yang Chon. Ayah memakan lagi buburnya. “Terima kasih sudah minum itu.”
Sementara itu di restoran, Jung Oh tampak duduk bersama Myung Ho. “Maaf… kita belum memulai apapun, tapi ini sudah berakhir. Meskipun aku pernah diperkosa, kukira aku sudah melupakannya. Kukira aku baik-baik saja,” kata Jung Oh. Myung Ho bilang mereka putus hanya karena satu alasan saja.
“Aku memang bukan pria pilihan untukmu. Selain itu, tidak ada apapun yang membuat kita terpisah,” kata Myung Ho. Jung Oh tidak merespon. “Dan juga… orang yang belum siap sebenarnya bukan kau, tapi aku. Setelah menciummu, aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku sudah melupakan Hyun Soo karena aku masih belum bisa membuang liontin itu.”
Jung Oh: “Kalian berkencan selama 3 tahun, mendaftar jadi Polisi bersamaan, dan bekerja di divisi yang sama. Jadi mana mungkin kau bisa melupakannya hanya dalam 2 tahun? Itu tidak mungkin.”
Myung Ho: “Benar juga. Sepertinya aku terlalu terburu-buru.”
Jung Oh: “Ya.”
Myung Ho tersenyum. “Jung Oh, semoga kau bertemu pria yang jauh lebih baik dariku. Mengerti? ujarnya tulus sambil mengajak tos.
“Baiklah,” kata Jung Oh membalas tosnya.
Han Pyo tiba-tiba datang untuk mengambil pesanannya. “Dasar. Bisa tidak kencan di tempat lain? Aku juga tidak mau melihat kalian berduaan ketika aku mau berangkat kerja,” omelnya.
“Siapa yang berkencan? Kami baru saja putus,” kata Myung Ho. Han Pyo dan juga Jung Oh terkejut. “Terbuka pada semua orang, jadi lebih mudah bagi kita berdua,” kata Myung Ho pada Jung Oh. Ia lalu pergi lebih dulu.
Jung Oh menghampiri Han Pyo dan menanyakan keadaan Da Yeong karena ia pernah dengar Da Yeong sedang kuliah hukum di Inggris. “Dia bergabung dengan firma hukum bulan lalu dan mulai berkencan baru-baru ini,” kata Han Pyo.
“Baguslah. Siapapun yang dia pacari, dia pasti akan bahagia karena dia pria yang baik,” kata Jung Oh lalu pamit pergi.
“Kenapa dia itu?” gumam Han Pyo heran. Tidak lama kemudian, Sang Soo datang dan duduk bersamanya.
“Hei, kau tahu Jung Oh dan Myung Ho Sunbae putus? Apa jangan-jangan kau pacaran dengannya?” tanya Han Pyo. Sang Soo menggeleng.
Soo Man menekan bel salah satu kamar di apartemen tempatnya bekerja, tapi tidak ada jawaban. Ia terus menekan belnya. Seorang wanita yang kebetulan keluar lift memberitahunya bahwa pemilik kamar tidak ada.
“Orang yang tertabrak mobil Anda ada di rumah sakit dan istrinya menjaganya,” kata wanita itu. Soo Man bertanya apa korban luka parah karena ia tidak bisa menghubunginya. “Tulang belakangnya patah. Bagaimana ini? Kau pasti kesulitan bayar ganti rugi dan tagihan rumah sakit.”
Soo Man tampak sangat sedih.
“Apa-apaan ini? Walau itu mobil impor, biaya perbaikan 47 juta won itu tidak masuk akal,” kata seorang rekan Soo Man. Soo Man tampak murung. “Apa orang dari blok 308 unit 1403 memberitahumu untuk membayar ini juga? Jadi kau harus membayar biaya perbaikan mobil dan tagihan rumah sakit juga?” Soo Man menunduk pasrah.
Rekannya bilang padahal kecelakaan itu terjadi karena pihak apartemen menolak memperbaiki lampu peringatan di tempat parkir. Ia menyarankan agar Soo Man mencari pengacara. Ia lalu pamit pergi.
Teman lain datang dan memberitah bahwa Dewan Penghuni Apartemen memutuskan untuk mengabaikan masalah itu, padahal ia sudah berlutut memohon kepada mereka. Soo Man semakin tersudut.
“Maaf. Kau harus berhenti bekerja bulan ini. Hari ini kau bisa pulang,” lanjut temannya. Soo Man semakin bingung.
Soo Man mengganti pakaiannya dan masuk ke dalam mobilnya.
Di tempat parkir, ia melihat mobil impor yang terpaksa ia parkirkan semalam.
Ia mengingat perkataan wanita tadi bahwa korban mengalami patah tulang belakang. Ia juga harus membayar biaya perbaikan mobil dan perawatan rumah sakit. Dewan Penghuni Apartemen mengabaikan masalah tersebut dan dia akan segera kehilangan pekerjaannya.
Ia menatap foto keluarganya yang tergantung di mobil. Saat itu, mereka sangat bahagia.
Ia membalik foto tersebut dan terlihat fotonya bersam rekan-rekannya di Kepolisian dulu.
Soo Man lalu menelepon putrinya, tapi tidak ada jawaban. Ia mencoba menelepon lagi, tapi perhatiannya tertuju pada mobil impor tadi.
Sambil membawa bensin, Soo Man berjalan dengan pincang menuju mobil impor itu. Ia menyirami sekeliling mobil itu dengan bensin.
Ia bahkan menyiram tubuhnya sendiri.
Sementara itu, Tim Patroli Hongil sedang menonton berita tentang Jang Mi. Mereka tampak resahn.
“Kapten Ahn, sekitar setahun lalu, ada kasus di jalur Gunung Somyeong dekat Gunung Baekun yang diduga dilakukan oleh pelaku yang sama..” kata seorang reporter.
Sam Bo heran kenapa sekarang hal tersebut menjadi tanggung jawab Jang Mi. Semua orang mengeluhkan perlakuan Kepala Polisi kepada Jang Mi yang tidak adil. Yang Chon bahkan tampak marah.
“Kapten Ahn sudah mengajukan membentuk tim satuan tugas, tapi atasannya dan Kepala Polisi menolak karena menurut mereka kasusnya tidak ada hubungannya karena beda wilayah hukum,” kata Nam Il. Kyung Mo menambahkan bahwa semua Polisi di daerah itu tahu karena korban melaporkannya 2 bulan kemudian. Ia melempar ke arah TV.
Han Sol: “Bisa tidak kita nonton TV-nya?!”
Kyung Mo: “Kenapa harus ditonton? Lagipula kau kan mau pergi. Aku muak jadi Polisi. Mereka tidak menulis apa-apa tentang kinerja kita menangkap pelaku.”
Yang Chon mematikan TV dan meninggalkan ruangan. Myung Ho bertanya pada Han Sol apa yang harus mereka lakukan. Belum sempat Han Sol menjawab, ia melihat Jung Oh masuk untuk mengepel lantai.
Han Sol bertanya pada Jung Oh apa yang akan dilakukannya terjadi insiden di sekolah kemarin. “Perasaanku… belum siap untuk meminta maaf,” kata Jung Oh. Han Sol pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
“Memangnya waktu dan tenagamu itu banyak? Kau itu kenapa sebenarnya? Kau pikir kami begini karena kami tidak punya nyali? Tak bisakah kau minta maaf? Kita sudah banyak pekerjaan,” omel Sam Bo. Nam Il berusaha menenangkannya dan mengajaknya keluar. Semua orang ikut keluar dan tinggallah Jung Oh sendirian di sana.