SINOPSIS Live Episode 15 PART 2
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: tvN
All images credit and content copyright: tvN
Petugas Polisi dan Pemadam berusaha memadamkan apinya. Yang Chon lalu berusaha memecahkan kaca mobil dengan tabung pemadam yang dibawanya. Ssang Soo dan Myung Ho juga melakukan hal yang sama.
Setelah beberapa kali pukulan, akhirnya kaca berhasil dibuka dan Yang Chon memadakam api di bagian dalam mobil.
Tim Patroli 24 mengawal mobil ambulans yang membawa Soo Man. Mereka menuju rumah sakit.
Kyung Mo masih tampak syok setelah mengetahui bahwa Han Sol mengidap kanker.
Kyung Mo mengingat kejadian di hari pernikahan putri Han Sol saat Han Sol berkata, “Kyung Mo, maaf aku sudah membuatmu datang ke Divisi Patroli kita.”
Setelah mengambil air minum,, Kyung Mo terduduk lemas. Ia mengingat saat ia kesal karena Han Sol tidak memberitahu apa yang terjadi dan mengajukan mutasi secara diam-diam. Ia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
“Min Seok, kau di mana? Keluhan terhadapmu... baj*ngan itu yang melukai dirinya sendiri. Kau sudah ke rumahnya?” tanya Kyung Mo yang hampir menangis.
Min Seok bilang pria itu tidak mau keluar, jadi ia tidak bisa bertemu dengannya. “Istrinya bilang suaminya pergi ke rumah sakit karena kesakitan. Huft… Sang istri tidak mau bilang di rumah sakit mana,” lanjutnya dengan nada sedih.
Langkah Min Seok terhenti karena melihat rekan-rekannya ada di hadapannya. Jong Min meraih tangannya untuk menguatkan Min Seok.
Min Seok lalu melanjutkan pembicaraannya dengan Kyung Mo. “Kapten, aku harus bagaimana?” tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Han Sol duduk di ruang tunggu rumah sakit untuk memantau keadaan Soo Man.
Ia melihat rekaman CCTV yang merekam kejadian saat Min Seok menangani pelaku di Kantor Polisi. Ia melihat Min Seok memang mendorong pria itu hingga terjatuh, tapi si pria sendiri yang membentur-benturkan kepalanya ke lantai hingga terluka.
Yang Chon datang dan bilang mereka tidak punya cara untuk membuktikan bahwa pria itu melukai dirinya sendiri. Ia bilang pria itu mengatakan kalau ia sangat kesakitan hingga pingsan dan tubuhnya juga sakit karena hal itu.
Han Sol: “Dasar gila. Memangnya dia bola? Kenapa pula tubuhnya memantul seperti itu? Scan MRI sudah dilakukan?”
Yang Chon: “Tentu saja hasilnya tidak kenapa-kenapa. Artinya dia berbohong.”
Han Sol terkejut saat tahu kalau si pria meminta 50 juta won atas dakwaan perdata dan pidana. Yang Chon bilang pria itu mengerjai mereka karena pria itu tahu kalau kasus kebrutalan Polisi dapat menghancurkan karir mereka. Han Sol lalu menanyakan keluarga Soo Man. Yang Chon bilang adik Soo Man sudah datang, sedangkan anak-anaknya masih dalam perjalanan.
Yang Chon: “Oh ya, Se Chan tadi menelepon.”
Han Sol: “Siapa? Mantan Polisi yang sekarang menjadi pengacara. Kang Se Chan? Dia menangani kasus ini?”
Yang Chon: “Untungnya, iya.”
Han Sol merasa agak lega mendengarnya. Ia menanyakan diagnosa dokter terhadap Soo Man. Yang Chon bilang Soo Man pasti akan hidup, tapi luka bakar di wajahnya sangat parah. Ia juga memberitahu Sang Soo sedang berjaga di luar operasi dan operasinya tidak akan selesai sampai tengah malam, jadi ia menyarankan Han Sol kembali ke kantor.
Sam Bo datang dan duduk di sebelah Han Sol. Ia memberitahu bahwa ia sudah bicara dengan Ketua Himpunan Pensiunan Polisi yang bersedia mengumpulkan dana untuk operasi Soo Man.
“Baik sekali dia,” kata Han Sol yang kemudian memutuskan untuk kembali ke kantor. Sam Bo mengajak Han Sol pergi ke tempat lain untuk bicara, tapi Han Sol tidak mempedulikannya
Yang Chon bilag Sam Bo harus pergi bersama Han Sol. “Sial! Dia mengadap kanker. Tapi kenapa dia mau ke kantor sekarang?” omel Sam Bo lalu menyusul Han Sol
Jung Oh yang sedang patroli menerima laporan bahwa ada seorang nenek tidak sadarkan diri di sebuah sauna. Ia dan Nam Il langsung menyalakan sirine dan menuju lokasi.
Seorang pria tampak memperhatikan mobil patroli itu. Dengan langkah agak pincang, ia lalu masuk ke toko kayu.
Pria itu tampak memilih kayu. Pengrajin kayu mengatakan bahwa setiap proyek membutuhkan jenis kayu yang berbeda, jadi ia bertanya apa yang akan pria itu buat.
Pria itu membidikkan kayu itu ke arah pengrajin kayu sambil membuat suara letusan pistol dengan mulutnya. “Mau kubuat jadi senjata,” katanya.
Myung Ho dan Han Pyo sudah menyelesaikan patrol mereka dan kembali ke kantor.
Pagi harinya, Yang Chon dan Sang Soo kembali ke kantor. Baru saja mereka sampai di toilt, sudah ada laporan kasus code zero.
“Tak bisakah kita istirahat di sini? Pantas saja Kadiv Ki sakit,” gerutu Yang Chon. Sang Soo bertanya siapa yang akan menggantikan jika Han Sol berhenti.
“Kapten Eun? Kenapa tidak Anda saja?” tanya Sang Soo. Yang Chon tidak menjawab. “Aku tidak ingin Kapten Eun yang menggantikannya sementara. DIa itu sombong dan dia pasti pelit dalam memberi nilai evaluasi kami.”
Yang Chon menyebut Sang Soo tidak berperasaan karena memikirkan hal tersebut. Sang Soo bilang ia hanya bersikap realistis karena kekhawatiran terbesarnya adalah nilai evaluasinya.
“Ah.. kau memang realitis,” kata Han Sol yang tiba-tiba keluar dari toilet. “Yeom Sang Soo, kata orang, kita bisa bertahan hidup di kandang singa jika kita tetap tenang. Jika kita terlalu egois, karir Polisi kita pasti bisa mulus. Pasti si Oh Yang Chon pandai sekali mengajarimu.” Han Sol lalu pergi.
Yang Chon merasa kepalanya sakit. Sang Soo meminta maaf dan bilang ia tidak bermaksud seperti itu. “Aku sungguh minta maaf.”
Kyung Mo ternyata juga ada di dalam toilet. Ia menepuk bahu Sang Soo dari belakang. Sang Soo menghela napas lemas.
Sang Soo yang sudah berganti pakaian, lalu pergi ke ruang ganti wanita. Ia bertanya kenapa Han Pyo, Nam Il dan Myung Ho ada di sana “Kadiv, kapten dan inspektur sedang rapat. Kami menunggu di sini karena ruang pria dan kantin sedang dipakai oleh Tim Dua,” kata Nam Il.
“Tapi… kalian berdua kenapa?” tanya Nam Il yang merasa aneh dengan sikap Jung Oh dan Myung Ho. “Oh ya, kalian sudah putus.” Dan mereka semua terdiam.