SINOPSIS Live Episode 15 PART 1
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: tvN
All images credit and content copyright: tvN
Ayah meminta Hye Ri untuk menjawab telepon dan mengecek pesan yang masuk di ponselnya. Hye Ri membersihkan tangannya dan melihat pesan video dari Sang Soo.
Sang Soo bertanya ada di mana Hye Ri dan alasannya tidak masuk kerja. Ia lalu mengarahkan ponselnya pada rekan-rekannya yang lain.
Seung Jae: “Petugas Song, kau tahu aku suka padamu, kan?
Won Woo: “Petugas Song, cepatlah kembali ke sini.”
Han Pyo: “Kami merindukanmu.”
Sang Soo: “Cepatlah. Yang lain pada menunggu.”
Hye Ri tersenyum tipis melihat teman-temannya. Ia lalu melihat pesan berikutnya yang berasal dari Jung Oh.
“Kawan serumah, rumah ini jadi sepi karena kau tidak ada. Cepatlah kembali,” kata Jung Oh. Hye Ri lalu menerima pesan lain yang memintanya segera kembali. Ia menyimpan ponselnya dan mulai membantu ayahnya lagi.
Hye Ri bertanya kenapa ayahnya masih bekerja di sana padahal tangannya terluka akibat mesin yang digunakannya itu. Ia bertanya apakah ayahnya tidak takut.
Ayah bilang ia merasa takut, tapi jika melarikan diri karena takut, maka ia akan terus melarikan diri sampai mati. Rasa takut itu membuatnya menjadi lebih berhati-hati dalam bekerja. “Merasa takut bukanlah hal yang buruk,” lanjutnya.
Sementara itu, Jang Mi tetap bersikukuh bahwa kasus yang mereka tangani merupakan pemerkosaan berantai. Ia merasa harus segera turun tangan sebelum banyak korban terluka. Polisi 2 mengatakan ia hanya mengikuti pedoman.
“Dan aku hanya mematuhi perintah atasanku, begitu?!” kata Jang Mi. Polisi 2 tidak bisa berkata apa-apa. “Jadi… hanya ada satu alasan kenapa aku harus menerima hukuman disipliner. Itu semua karena kalian memanfaatkanku sebagai kambing hitam untuk menutupi kelalaian tugas kalian.”
Semua petinggi Polisi terdiam. Jang Mi berharap mereka semua tidak memanfaatkan jabatan mereka sejak awal. Ia mulai mengatakan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan, dan bahkan mereka seharusnya tidak membahas masalah itu.
Jang Mi pergi dan Polisi 2 memanggilnya, “Kapten Ahn! Hei, Kapten Ahn!” Jang Mi tidak peduli dan terus berjalan menuju pintu keluar. “Bisa-bisanya kau berkata begitu?” Jang Mi akhirnya berbalik.
“Diam kalian semua! Kalian semua bersembunyi di belakangku agar kalian tidak dipecat. Jadi, apa hukuman disiplinerku? Potongan gaji? Selama berapa bulan?” tantang Jang Mi.
Polisi 3 mengatakan bahwa melihat kemarahan warga, maka pemotongan gaji terlalu ringan. Jang Mi bertanya apa hukumannya. “Aku diskors?” tanya Jang Mi. Semua Polisi yang ada di sana terdiam. “Atau aku harus mundur dari jabatanku karena aku membuat kalian tidak nyaman?” Mereka masih terdiam. “Bukan main kalian ini.” Jang Mi lalu pergi dan membanting pintunya.
Jang Mi pergi ke toilet dan membasuh wajahnya. Ia merasa sangat kecewa dan menahan tangisnya.
Di lokasi berbeda, Soo Man sudah mengunci pintu mobil import yang membuatnya mengalami kecelakaan. Ia juga hampir menangis.
Ia lalu mendapat telepon dari Han Sol, tapi ia mengabaikannya. Ia bersandar di kurdi mobil dan memejamkan matanya.
Petugas pemadam menginformasikan bahwa para Polisi dan petugas pemadam sudah datang. Ia meminta semua warga mengikuti instruksinya. Mobil ambulans dan para petugas juga datang kemudian.
Han Sol semakin gelisah karena Soo Man tidak kunjung menjawab telepon darinya. “Angkatlah teleponku!” teriaknya.
Jung Oh yang berjaga di luar area parkir melihat petugas pemadam kebakaran menyiapkan peralatan dan masuk ke dalam.
Jong Min memantau CCTV di area prakir apartemen dan sekitarnya.
Myung Ho sampai lebih dulu di area parkir. Jong Min yang melihatnya dari CCTV, kemudian melaporkannya kepada anggota yang lain.
Jong Min juga melaporkan bahwa Yang Chon dan Sang Soo juga sudah sampai di lokasi., sedangkan petugas pemadam sudah tiba di pintu masuk utama parkir dan beberapa lagi berjaga di luar.
Jong Min memperhatikan Soo Man yang mengunci diri di dalam mobil. Ia berkata, “Ada rokok di mulutnya. Dia mungkin memegang korek api. Semuanya, bersiaplah.” Myung Ho, Yang Chon dan Sang Soo yang berada paling dekat dengan Soo Man bersikap semakin waspada.
Soo Man menggenggam sebuah korek gas di tangannya. Ponselnya berdering lagi dan akhirnya ia menjawab telepon dari Han Sol Itu.
“Han Sol, maaf aku tidak bisa menjadi senior yang baik. Sepertinya petugas Polisi di sini adalah anak buahmu semua. Tapi Han Sol… sekarang ini aku sedang memegang korek gas, jadi suruh anak buahmu ini pergi dari sini. Kalau tidak, nanti mereka terluka,” kata Soo Man.
Han Sol terkejut bercampur sedih. Ia memberitahu Soo Man bahwa ia dalam perjalanan ke lokasi. Han Sol mengulangi permintaannya. “Semuanya, berhenti,” kata Han Sol melalui radio panggil.
Myung Ho yang sudah berlari mendekat, akhirnya berhenti.
Para Polisi yang berjaga di luar juga terkejut dengan perintah tersebut.
Sang Soo: “Ayo kita lari ke belakang mobilnya. Jika Anda membuka pintunya, nanti aku akan menembaknya dengan pistol listrik.”
Yang Chon: “Kita juga bisa terluka.”
Dari tempatnya berjaga, Yang Chon melihat seorang wanita bersama putrinya yang sedang berada di dalam mobil, tidak jauh dari tempat Soo Man berada. Ia melaporkannya dan semua Polisi terkejut.
Perut Han Sol tiba-tiba sakit dan meminta Sam Bo menepikan mobilnya. “Kadiv, ada apa?” tanya Sam Bo khawatir, lalu menepikan mobilnya. Dengan menahan sakit, Han Sol memberitahu Soo Man bahwa ada orang sipil di dekatnya dan meminta Soo Man membiarkan mereka pergi terlebih dulu.
Soo Man melihat wanita dan putrinya itu. “Suruh anak buahmu mengawal mereka keluar,” ujarnya. Han Sol bertanya siapa yang berada di dekat dan dan memintanya melakukan hal tersebut.
Yang Chon memberi kode dengan jari kepada Myung Ho yang kemudian mendekati mobil wanita itu dan mengawal mereka menjauh. “Aku Polisi, tidak apa-apa,” kata Myung Ho lalu menggendong anak itu yang melambaikan tangan kepada Soo Man. Mereka berlari pergi.
Soo Man: “Sam Bo, kau bilang kau mau ujian mengoperasikan alat berat. Kuharap kau lulus.”
Han Sol: “Sunbaenim, aku didiagnosis mengidap kanker. Kanker usus besar.”
Semua terkejut karena ucapan Han Sol terdengar melalui radio panggil. Kyung Mo yang berjaga di kantor pun tampak syok.
“Aku tahu semua yang kau alami dan aku juga tahu hal apa yang menimpamu 2 hari terakhir ini. Sunbaenim,, hidup itu memang menyebalkan. Aku sudah kerja mati-matian menjadi Polisi, tapi aku mengidap kanker dan semua kesialan terus menimpamu padahal kau sudah bekerja keras. Anggaplah kita sama-sama sial. Jadi Sunbaenim, tolong jangan lakukan ini. Ayo kita bertemu saja dan saling mencurahkan isi hati kita. Jangan seperti ini. Jangan sulut apinya. Kumohon, jangan,” kata Han Sol. Sam Bo pun menangis.
Sementara itu, Myung Ho sudah kembali ke posisinya.
Soo Man berkata bahwa menjadi Polisi adalah keputusan yang disesalinya. Seandainya ia tidak menjadi Polisi, maka ia tidak akan bertemu orang-orang jahat yang menuntutnya menyalahgunakan kekuatan.
Han Sol: “Sunbaenim… Hidup kita belum berakhir!”
Soo Man: “Han Sol… jaga dirimu baik-baik.”
Han Sol: “Jangan ucapkan salam perpisahan padaku. Jangan ucapkan salam perpisahan! Jangan nyalakan korekmu.”
Tapi Soo Man malah menyalakan koreknya. “Lari!” teriak Yang Chon dan semua petugas Polisi maupun pemadam berlari menuju mobil Soo Man.
Soo Man menjatuhkan koreknya dan api tersulut.
“Jangan bakar dirimu!” teriak Han Sol. Tapi api dengan cepat memenuhi membakar mobil itu.