SINOPSIS Live Episode 14 PART 4
Penulis Sinopsis: Cristal
All images credit and content copyright: tvN
Di halte, Myung Ho yang sebelumnya melamun, kemudian mengambil ponselnya. Ia mencari nama Jung Oh di kontaknya, tapi ia terlihat ragu.All images credit and content copyright: tvN
Jung Oh yang sedang ada di dapur, kemudian menerima telepon dari Myung Ho. Ia mempersilakan Myung Ho bicara.
“Aku… ada di dekat stasiun. Jika aku datang ke rumahmu, apa kita bisa bertemu?” tanya Myung Ho. Jung Oh bilang saat ini ia ingin sendirian. “Jung Oh… Kau… sungguh baik-baik saja?” Jung Oh diam saja. “Jawab aku. Kau… baik-baik saja?”
Jung Oh menarik napas dan berkata, “Maaf. Aku ingin mengatakan aku baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Kututup teleponnya sekarang.” Jung Oh meminum minuman kaleng yang sudah ada di tangannya, lalu mengatur napasnya.
Jung Oh lalu mendengar suara. “Sang Soo, pergilah,” ujarnya.
Myung Ho tampak bingung. Ia akhirnya menyimpan ponselnya.
“Pergilah,” kata Jung Oh lagi. Tapi Sang Soo terus saja mengetuk pintunya. Jung Oh terpaksa membuka pintunya.
“Mau apa kau?” tanya Jung Oh. Sang Soo tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam rumah. Ia membuka kulkas dan memasukkan semua botol minuman ke dalam kantong plastic. “Apa yang kau lakukan?”
Sang Soo mengingatkan bahwa besok Jung Oh harus bekerja, jadi malam ini tidak boleh minum. Ia bilang akan membuang semua minumannya. Jung Oh tidak peduli dan masuk ke dalam kamar.
Sang Soo meletakkan minumannya di luar rumah, lalu ia mengetuk pintu kamar Jung Oh. Ia bahkan masuk tanpa permisi.
“Keluar,” kata Jung Oh. Sang Soo tidak menurutinya. “Keluar, kataku!” Sang Soo diam saja. “Kau tidak mau keluar? Kalau begitu aku yang keluar.”
Jung Oh keluar dan masuk ke kamar Hye Ri. Sang Soo menangis.
Sang Soo tidak menyerah. Ia lalu duduk di depan kamar Hye Ri.
Jung Oh duduk termenung di atas kasur dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Hye Ri yang sudah berada di kampong halamannya, tampak membantu pekerjaan ayahnya. Ayahnya datang dan menyuruhnya berhenti bekerja, tapi HYe Ri menolak dan menyuruh ayahnya tidur.
Keesokan harinya, Jung Oh menemukan Sang Soo tertidur di lantai. “Sang Soo,” panggilnya, tapi Sang Soo tidak terbangun. Jung Oh lalu mengambilkan selimut dan menyelimutinya.
Jung Oh lalu mulai memasak. Tidak lama kemudian, Sang Soo terbangun dan bertanya apakah Jung Oh juga memasak untuknya. “Kalau mau makan, tinggal makan saja,” kata Jung Oh. Sang Soo bangun dan menyimpan selimutnya ke dalam kamar.
Ibu tiba-tiba datang sambil membawa makanan. “Dasar gila,” ujarnya pada putranya. “Kau sekarang tinggal di sini atau apa? Kau selalu tidur di sini seenaknya.” Sang Soo bilang tidak terjadi apa-apa.
“Dasar nakal. Mana mungkin tidak ada yang terjadi. Si Jung Oh itu kan cantik. Apa ada masalah denganmu?” kata ibu. Sang Soo meminta ibunya berhenti bicara.
Ibu lalu meminta Jung Oh tidak merayu Sang Soo dengan senyumannya. Ia ingin agar Jung Oh langsung berkencan saja dengan Sang Soo dan jangan memberi harapan palsu. “Berhenti bicara omong kosong. Ibu berangkat kerja saja,” kata Sang Soo sambil mendorong ibunya pergi.
Ibu lalu memberitahu Jung Oh bahwa ia membaca acar yang enak dimakan dengan nasi. Sang Soo mendorong pergi, tapi ibu kembali lagi. “Tak bisakah kau membiarkan Sang Soo tinggal di sini bersamamu? Pacaranlah dengannya, Jung Oh. Kau tidak perlu cari cowok lain, Jung Oh!” kata ibu.
Sang Soo berhasil membuat ibunya keluar, tapi ibu masuk lagi. “Cium…” kata ibu. Sang Soo mencium pipi ibunya dan menyuruhnya pergi. Ibu diam saja.
“Dia tidak akan menyukaiku kalau dia mengira aku ini anak mama. Jadi pergilah,” bisik Sang Soo. Ibu menyebut Jung Oh wanita pemilih. Ia meminta mereka berhati-hati, dan akhirnya pergi.
“Ibuku memang sesuatu,” kata Sang Soo dan berjalan menghampiri Jung Oh.
Tapi ibu datang lagi. “Tidak bisakah Sang Soo pindah ke sini bersamamu, Jung Oh? Aku akan baik-baik padamu. Jung Oh!” kata ibu. Sang Soo menariknya keluar.
Ibu membuka pintunya lagi dan mengejek Sang Soo. “Dasar bodoh…” kata ibu sambil menjulurkan lidahnya lalu buru-buru pergi.
Sang Soo membuka kulkas dan menawarkan telur goreng. Jung Oh setuju.
Setelah makan, mereka kemudian minum teh. “Apa yang terjadi pada baj*ngan itu?” tanya Sang Soo. Jung Oh bilang ia tidak tahu. Ia bilang saat itu ia sangat bingung, hingga tidak melaporkannya ke Polisi. Dan setelah itu, ia tidak mau memikirkannya lagi karena takut. “Kau bilang itu murid sekolahmu.”
Jung Oh bilang itu hanya dugaannya karena ia mendengar perkataan mereka. “Dia Han Jung Oh, anak kelas 10-6, kan?” kata Jung Oh menirukan perkataan salah satu pemerkosanya. “Setelah kejadian itu, aku terus bolos sekolah karena takut. Kemudian, aku pindah sekolah.”
“Jadi, itu alasan kau putus dengan Da Yeong?” tanya Sang Soo. Jung Oh terkejut. “Han Pyo Sunbae bilang dia dulu satu SMA denganmu. Dia berteman dengan mantanmu, Jung Da Yeong.”
Oh bilang Da Yeong adalah pria yang baik dan ia sangat menyukainya.
Jung Oh lalu mendapat telepon dari Yang Chon. “Ini Han Jung Oh,” sapanya.
Yang Chon yang sedang berada di rumah ayahnya, bertanya mengenai kelanjutan keluhan yang ditujukan kepada Jung Oh. Ia bertanya apakah Jung Oh mau meminta maaf.
“Aku tidak mau minta maaf,” kata Jung Oh lalu menutup teleponnya. Sang Soo memanggil namanya. “Aku tidak mau minta maaf kepada wali murid.”
“Kau mau jogging? Ayo,” ajak Sang Soo. Jung Oh tidak menjawab dan meminum tehnya lagi. “Jung Oh, ayo jogging.”